Selasa, 01 April 2014

Mitigasi dan Adaptasi Bencana Tsunami



      Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana).  Bencana sendiri adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Bencana dapat berupa kebakaran, tsunami, gempa bumi, letusan gunung api, banjir, longsor, badai tropis, dan lainnya.  

Kegiatan mitigasi bencana di antaranya:

  1.  Pengenalan dan pemantauan risiko bencana
  2.  Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana
  3.  Pengembangan budaya sadar bencana
  4.  Penerapan upaya fisik, nonfisik, dan pengaturan penanggulangan bencana
  5.  Identifikasi dan pengenalan terhadap sumber bahaya atau ancaman bencana
  6.  Pemantauan terhadap pengelolaan sumber daya alam
  7.  Pemantauan terhadap penggunaan teknologi tinggi
  8.  Pengawasan terhadap pelaksanaan tata ruang dan pengelolaan lingkungan hidup
  9.  Robot sebagai perangkat bantu manusia, dapat dikembangkan untuk turut melakukan  mitigasi bencana. Robot mitigasi bencana bekerja untuk mengurangi resiko terjadinya  bencana. 

Contoh robot mitigasi bencana diantaranya:


  •  robot pencegah kebakaran
  •  robot pendeteksi tsunami
  •  robot patroli/pemantau rumah atau gedung
  •  robot pemantau gunung api 
  •  robot penghijauan
  •  robot pembersih sungai
  •  robot assistant untuk penyuluhan bencana
  •  robot mitigasi bencana lainnya 


Berdasarkan siklus waktunya, kegiatan penanganan bencana dapat dibagi 4 kategori:


1. kegiatan sebelum bencana terjadi (mitigasi)
2. kegiatan saat bencana terjadi (perlindungan dan evakuasi)
3. kegiatan tepat setelah bencana terjadi (pencarian dan penyelamatan)
4. kegiatan pasca bencana (pemulihan/penyembuhan dan perbaikan/rehabilitasi)  

      Bila dilihat dari defisini, mitigasi berarti kegiatan yang dilakukan sebelum bencana terjadi, untuk mencegah atau mengurangi dampak resiko bencana. Kegiatan yang bersifat preventif     masuk kategori pertama (mitigasi). Sementara kuratif (penyembuhan) masuk dalam                   kategori 4, kegiatan pasca bencana. 

      Adaptasi bencana yaitu upaya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan melakukan perubahan yang mengarah pada peningkatan daya tahan dan daya penting terhadap perubahan. Misalnya adaptasi fisiologis mangrove yang tumbuh di daerah bersalinitas tinggi dan tergenang pasang surut laut.  

Tsunami berasal dari bahasa Jepang yaitu pelabuhan atau gelombang laut yang terjadi di pesisir. Tsunami terjadi akibat adanya pergeseran atau patahan didasar samudra sehingga air tersedot ke dasar laut kemudian berbalik arah setelah penuh mengisi patahan. Makanya sebelum terjadi tsunami air laut akan surut. Jadi, syarat terjadinya tsunami adalah adanya patahan didasar laut. Namun, hal ini belum tentu terjadi walau kekuatan gempa diatas 7 skala richter. Dampak yang ditimbulkan tsunami sangat luar biasa karena gulungan ombaknya akan menyapu dan menghancurkan daerah yang dilewati sehingga akibat yang ditimbulkan oleh tsunami adalah korban jiwa yang sangat besar. Seringkali kejadian tsunami sangat mendadak dan masyarakat tidak siap. Inilah yang menimbulkan kerugian besar. Untuk itu diperlukan sosialisasi kepada masyarakat tentang tsunami.

    Pertanda Sebelum Terjadi Tsunami

Bila sebuah daerah berkemungkinan akan terjadi tsunami maka ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh masyarakat yaitu sebagai berikut:


  •       Bisanya didahului oleh gempa besar diatas 6 skala richter. Efek dari gempa dangkal kurang dari 30 km di dasar laut. Pada daerah patahan, air akan menimbulkan pusaran seperti dilepas pantai Fukushima, Jepang.
  •       Tiba-tiba air laut mendadak surut akibat air laut tertarik kearah patahan setelah terjadi gempa, dan ini menandakan gelombang yang sangat besar akan segera datang.
  •       Setelah gelombang ombak pertama yang datangnya normal, akan diikuti oleh gelombang yang sangat besar yang bentuknya menakutkan.
  •       Waktu gelombang besar menuju pantai, terlihatlah air laut yang sangat gelap dengan suara gemuruh yang sangat menyeramkan. Ini pertanda tsunami sedang menuju pantai.
  •       Biasanya bila kita berdiri didekat pantai maka akan terasa adanya hembusan air laut yang sangat terasa baunya dan sangat menusuk.

   Saat Terjadi Tsunami

Bila kawasan kita berada pada daerah yang rawan terjadinya tsunami, kita harus melakukan tindakan preventif seperti berikut:


  •       Membuat daerah pemecah ombak disepanjang pantai.
  •       Menanam tanaman seperti bakau pada kawasan rawa untuk memecah ombak laut.
  •       Menanam pohon pelindung seperti pinus, waru, ketapang, beringin, dan kelapa disepanjang pantai yang kering.
  •       Membuat benteng/tembok penahan ombak disepanjang pantai seperti di pantai timur Jepang.
  •       Membuat bangunan bertingkat yang aman di kawasan dekat pantai dengan posisi tidak sejajar dengan garis pantai.
  •       Sebaiknya masyarakat yang berada pada pantai landai disarankan untuk pindah mencari tempat tinggal yang jauh dari garis pantai serta aman.
  •       Saat kita berada di tepi pantai tiba-tiba terjadi gempa yang kuat kita harus secepatnya menjauhi kawasan pantai mencari tempat yang tinggi, bila tidak ditemukan naik ke atap rumah atau ke atas pohon.
  •       Jauhi pinggiran atau muara sungai dekat laut karena tsunami dapat muncul melalui kawasan ini.
  •       Menyelamatkan diri melalui daerah kawasan evakuasi yang telah ditentukan pemerintah.
  •       Beri jalan atau utamakan mendahulukan anak-anak, orang cacat, orang jompo, dan wanita hamil.
  •       Bila rumah anda tidak terkena tsunami, ajaklah tetangga tinggal dirumahmu agar mereka terhindar dari tsunami.
  •       Bila anda diseret tsunami, carilah benda yang terapung sehingga anda selamat.
  •       Usahakan selamatkan jiwa anda dan orang terdekat jangan hiraukan barang-barang anda.
  •       Bila ada kerusakan disekitar anda, jangan dihiraukan dan teruslah mencari tempat yang aman dari jangkauan tsunami.
  •       Terus berada ditempat yang tinggi dan aman, jangan kembali ke rumah sampai ada pengumuman dari pemerintah.
  •       Tetap ditempat dan berpegangan dengan kuat sampai gelombang yang datang betul-betul tidak berbahaya lagi.
  •       Bila anda berpegangan pada pohon usahakan menghadap kelaut jangan sampai membelakangi laut agar kita terhindar dari benda-benda yang keras yang dibawa oleh ombak, membalikan badan dapat dilakukan waktu ombak kembali kelaut.


     Setelah Tsunami




Setelah bencana berlalu, walau kita dalam suasana duka, sebaiknya kita memperhatikan hal-hal yang masih mungkin akan mendatangkan bahaya kepada kita dan sekaligus juga sebagai upaya agar kita tidak merasa terpuruk secara psikologis. 

Hal-hal yang harus dilakukan setelah tsunami berlalu adalah sebagai berikut :

  • Jauhi reruntuhan bangunan karena dapat membahayakan
  • Hindari kawasan instalasi listrik. Bila ada gejala yang mencurigakan laporkan kepada instasi terkait
  • Hindari memasuki kawasan yang mengalami kerusakan kecuali sudah dinyatakan aman
  • Melapor kepada instasi terdekat bahwa rumah anda salah satu yang terkena musibah tsunami
  • Bila sudah terdata segera bangun kembali kehidupan baru jangan sampai terlalu lama larut dalam keterpurukan
  • Melakukan konsolidasi dan mengumpulkan warga yang anda kenal untuk segera bangkit
  • Usahakan mengumpulkan barang-barang yang masih mungkin digunakan termasuk menguburkan jenazah dan berdoa bersama
  • Bentuk kerjasama dengan LSM atau bantuan lainnya termasuk dengan pemerintah untuk membentuk kehidupan baru

Video Tsunami di Jepang



Beberapa contoh gambar Tsunami






Pembimbing: Bpk. Budi Santoso (SMA N 1 Ungaran)

Sumber: http://www.rcweb.0fees.net/index.php?p=1_27_Pengertian-Mitigasi-Bencana